Kandangan berasal dari kata “Kandang” (bhs Jawa) yang artinya tempat binatang piaraan, mendapat akhiran “an” menjadi “Kandangan” yang berarti tempat-tempat binatang piaraan atau Tempat yang dibuat untuk hewan/ternak.
Salah satu sumber mengatakan bahwa asal usul terbentuknya permukiman yang diberi nama Kandangan adalah Dahulu pada zaman majapahit ada sekelompok pasukan dengan berkendaraan kuda mengungsi di sebuah tempat dan tinggal di situ lalu mereka membuat kandang-kandang kuda mereka sehingga karana tempat tersebut terdapat banyak kandang kuda maka warga dusun dan sekitarnya menyebutnya “Kandangan”
Sumber lain mengatakan bahwa asal usul Kandangan adalah pada zaman Perang diponegoro melawan Pemerintah kolonial Belanda pada sekitar tahun 1825 M. Sebagian pasukan Pangeran Diponegoro singgah dan menetap di tempat ini, kemudian karena pasukannya banyak yang berkendaraan kuda maka mereka membuat kandang-kandang kuda mereka. Karena banyaknya kandang-kandang kuda tersebut maka tempat tersebut dikenal dengan nama "Kandangan" . yang sampai sekarang digunakan sebagai nama Desa/Kelurahan.
Perkembangan selanjutnya Kandangan pecah menjadi dua wilayah yang di sebabkan Konflik internal diantara mereka kala itu. Karena terjadinya perselisihan/konflik tersebut , kemudian sebagian dari mereka memisahkan diri dan membuat tempat permukiman tersendiri atau permukiman baru di lokasi sebelah timurnya yang oleh masyarakat kemudian disebut “kampung”. Sehingga Kandangan kemudian pecah menjadi dua nama permukiman yaitu “Kandangan Kauman” (yang di sebelah barat/permukiman lama) dan “Kandangan Kampung” (yang di sebelah timur/permukiman baru).Dua wilayah tersebut sebelum tahun 1937 yakni zaman penjajahan Belanda adalah merupakan sebuah kelurahan tersendiri yang di sebut kelurahan Kandangan di pimpin oleh seorang lurah. Yang sampai saat ini penulis belum mendapatkan sumber yang bisa memberikan informasi tentang nama lurah saat itu.
Semenjak tahun 1937 Kandangan kemudian menjadi Kelurahan/Desa yang merupakan gabungan dari kelurahan-kelurahan kecil yaitu Kandangan sendiri, Termas, Punduhan dan branti yang wilayahnya meliputi 8 dusun yaitu Kandangan Kauman , Kandangan Kampung, Termas krajan, termas Dukuh, Punduhan, Sawit, Branti dan Kejiwan. Dengan dipimpin seorang Lurah Bpk Hardjo Warsito.
Dimasa pertengahan kepemimpinan Bpk R.Harjo warsito itulah rupa-rupanya nama Kandangan Kauman berubah menjadi “Kandangan barat” dan Kandangan Kampung berubah menjadi “Kandangan Timur”
Perkembangan berikutnya dua wilayah yang dikenal dengan sebutan nama Kandangan Barat dan Kandangan Timur, pada masa kepemimpinan/kepala Desa RS. Dimyati di rubah lagi menjadi dusun "Krajan 1" dan "Krajan 2"